daftar isi

recent Post

Senin, 31 Oktober 2011

Narkoba: fakta sesungguhnya

(Es) adalah nama jalanan untuk
methamfetamin hidrokhlorida kristal, yang
sekarang ini merupakan 90 persen dari semua
methamfetamin yang disita oleh polisi di Australia
sejak pertengahan tahun 90-an. Pada umumnya
berupa bubuk kristal atau “kerikil” tanpa warna,
ice bisa diisap, dihirup atau disuntikkan.
Cara kerjanya:
Perasaan “senang yang berlebihan” atau “gembira
yang tiba-tiba” yang dialami dari konsumsi ice
dapat berlangsung sampai 12 jam, tergantung
pada berapa kali ice dikonsumsi. Penggunanya
mengalami perasaan gembira dan bergairah.
Obat tersebut bekerja dengan membanjiri reseptor
otak dengan monoamin. Dengan penggunaan
yang berulang-ulang, reseptor ini akan mati,
sehingga si pengguna tidak bisa merasa senang
sama sekali tanpa lebih banyak ice. Karena itu, ice
ini sangat membuat kecanduan, baik secara fisik
maupun psikis.

Ekstasi adalah nama umum jalanan untuk
Methylenedioxymethamphetamine (MDMA).
Ekstasi, yang pada dasarnya adalah stimulan
yang memiliki efek halusinogenik, beredar dalam
bentuk pil yang berwarna-warni yang dibedakan
oleh ”cap”. Biasanya ditelan, tetapi E juga bisa
dihancurkan atau dihirup.
Cara kerjanya:
Stimulan dalam ekstasi memacu sistem syaraf
pusat, sementara halusinogen pada obat tersebut
pada saat yang bersamaan bereaksi terhadap
persepsi. MDMA mengurangi kemampuan
untuk mengendalikan diri dan menyebabkan
penggunanya lebih waspada

PMA – adalah obat dari jenis amfetamin yang memiliki ciri sebagai stimulan dan halusinogen dan
seringkali dijual sebagai atau terdapat di dalam ekstasi. Karena bekerja lambat, namun lebih kuat
daripada MDMA, orang sering mengira bahwa pil mereka “ngadat” dan lalu mengkonsumsi pil kedua,
sehingga mereka mengalami overdosis (OD). Telah banyak korban terekam oleh karenanya.

Minyak yang disebut safrole, yang diekstrak dari akar, kulit pohon dan buah tumbuhan sassafras
digunakan untuk membuat MDMA. Penggunaan sassafras pada manusia telah diketahui sebagai
penyebab kerusakan hati permanen dan kanker.

Dari tahun 2000-2004, National Coronial Information System (Sistem Informasi Pemeriksaan Kematian
Nasional) mencatat 112 kematian yang berhubungan dengan ekstasi, 46 persen di antaranya dengan
obat tersebut sebagai penyebab utama kematian.

Sindrom serotonin bisa terjadi sebagai akibat dari penggunaan ekstasi baik sebagai obat anti depresi
maupun akibat dari overdosis. Gejala-gejalanya meliputi agitasi, sakit kepala, kebingunan, gangguan
detak jantung, kedutan pada otot dan, dalam kasus-kasus ekstrim, koma dan kematian.

Related Post



Komentar :

ada 0 komentar ke “Narkoba: fakta sesungguhnya”

Posting Komentar

Tutorial Blog

Arsip Blog

Labels

Recent Comments

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

luv

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by InFoGauL