Ada beberapa tolakan lain yang enggan mengakui bahwa saudara atau
teman dekat kita ternyata adalah seorang pemakai narkoba. Kenapa tidak
mau diakui ? Bukankah di artikel lalu pernah disebutkan bahwa narkoba
menyerang siapa saja, dimana saja dan bagaimanapun caranya.
Saya
punya cerita seorang remaja SMU yang kuper karena jarang berteman karena
ia lebih suka belajar dan membaca buku. Suatu ketika ada seorang
temannya yang datang menawarkan sebuah obat yang bisa membuatnya tambah
berkosentrasi. Ia tidak perlu memeras otak lebih banyak untuk mengingat
segala macam rumus atau hapalan, cukup dengan mengkonsumsi obat tersebut
saja. Pelajar SMU ini terbujuk, ia mau lebih berprestasi lagi, maka ia
memutuskan untuk membeli dan memakai. Karena faktor sugesti, perasaan
akibat kata-kata temannya bahwa obat ini berkhasiat meningkatkan
kosentrasinya, maka remaja ini merasakan bahwa ia memang lebih bisa
berkosentarsi. Akhirnya ia jadi sering menggunakannya, semakin lama
semakin banyak, dan akhirnya ia mulai menunjukkan sifat-sifat khas
pecandu.
Jadi kalau kita mengingat remaja SMU ini katakanlah Rendra namanya, apakah kita percaya dia bisa menjadi pemakai narkoba ?
Atau
sebuah cerita lagi, teman saya ini sehari-harinya kuliah di PT Swasta
paling top di Jakarta. Wajahnya yang ganteng dengan kendaraan sedan
terbaru membuatnya tidak kehabisan mendapat pengagum. Wawan, sebut saja
begitu sangat bahagia dengan hidupnya. Bapaknya kebetulan pengusaha yang
tidak kenal korupsi jadi ia tidak khawatir kalau sewaktu-waktu bapaknya
menjadi incaran polisi. Mamanya adalah perempuan lembut yang senang
berorganisasi juga hobby membahagiakan anak dan suami. Pendek kata Wawan
adalah orang yang bisa dicemburui karena bernasib baik. Suatu ketika ia
datang kesebuah pesta teman di daerah puncak. Ketika ia pulang,
mobilnya tabrakan dan ia tewas. Hasil visum dokter menyebutkan bahwa
dalam tubuhnya ada narkoba dalam dosis tinggi.
Tak ada seorangpun
mempercayainya. Tidak seorang pun menyangka bahwa Wawan akan menjadi
korban narkoba juga. Ternyata pesta yang dihadirinya adalah pesta
narkoba, dan kedatangannya kesana adalah untuk kesekian kalinya.
Wawan
dan Rendra bukanlah orang yang punya masalah dengan kehidupan
sosialnya. Wawan dan Rendra adalah orang-orang yang cukup puas dengan
kehidupannya. Jadi bukan hanya orang yang bermasalah saja yang bisa kena
narkoba, tapi orang-orang yang tidak punya masalah pun bisa menjadi
pemakai narkoba.
Karena sebagian besar pemakai narkoba saat ini
sudah menganggap narkoba sebagai bagian gaya hidup. Jika tidak ikut,
mereka takut dikatakan kuno atau ga fungky. Pendapat yang tidak benar
ini semakin diperparah dengan perasaan sugesti akibat terbujuk omongan
yang tidak ada dasarnya. Seperti kasus Rendra, ia sudah menganggap bahwa
narkoba-lah yang membuatnya lebih berkosentrasi. Padahal kenyataan
sebenarnya, karena kemauan dan otaknya yang cerdas lah yang memungkinkan
dia mencapai kosentrasi tinggi.
Jadi, siapapun diantara kita,
saudara atau teman bisa menjadi pemakai narkoba. Kenali gejala-gejala
ini jika ada diantara saudara atau teman yang memilikinya. Sebab inilah
gejala orang yang menjadi pemakai narkoba dan mulai menjadi pecandu.
- Perubahan perangai atau perilaku sehari-hari. Seperti biasanya periang tiba-tiba menjadi pemurung, mudah tersinggung dan cepat marah tanpa alasan yang jelas. Tapi bisa juga yang terjadi sebaliknya. Jika ia semula pendiam, tiba-tiba berubah menjadi lebih periang dan mudah tertawa.
- Sering menguap dan mengantuk, malas, melamun dan tidak mempedulikan kebersihan atau penampilan diri Tapi kadang-kadang bisa berubah menjadi rajin sekali, bahkan seperti tidak kenal lelah.
- Menjadi tidak disiplin atau sering kabur baik dirumah atau disekolah
- Nilai rapor atau prestasi yang lain menurun
- Lebih sering menyendiri, bersembunyi di tempat-tempat gelap atau sepi agar tidak terlihat orang
- Lingkungan pergaulannya berbeda dari biasanya, atau lebih senang bergaul dengan orang-orang tertentu saja yang mempunyai ciri-ciri seperti tanda-tanda diatas.
- Mencuri apa saja milik orang tua atau saudara untuk alasan yang tidak jelas, karena ia membutuhkan uang tersebut untuk membeli narkoba.
- Sering cemas, mudah stress atau gelisah, sukar tidur dan mudah curiga
- Pelupa seperti orang bego atau pikun
- Mata merah seperti mengantuk terus dan biasanya menyembunyikannya dengan memakai kaca mata hitam
Komentar :
Posting Komentar